We make a life by what We give

We make a living by what We get…. We make a life by what We give… Let's give good things to people around us..

Minggu, 06 Mei 2018

Renungan buat yang suka tawar menawar sadis

Untuk sebagian besar perempuan (ma'af), menawar barang dengan harga murah biasanya selalu dibanggakan. Tapi, tahukah jika menawar harga kepada pedagang dengan harga yang tak masuk akal malah jadi perbuatan yang semena-mena atau bahkan menunjukkan sifat kikir.
Ada sebuah kisah tentang seorang istri dengan membanggakan kelihaiannya untuk menawar barang.
Tapi kali ini, suaminya marah besar ketika sang istri bisa menawar harga yang sangat murah. Kenapa?
*Beginilah Ceritanya :*
Suatu sore setelah lelah keliling pasar, di perjalanan menuju parkiran mobil seorang pedagang tanaman bunga yang berusia sepuh menawarkan dagangannya.
*Pedagang :*
“Neng, beli neng dagangan bapak, bibit bunga mawar 5 pot cuma rp. 25.000 per pot”
Tadinya saya cuek, tapi tiba-tiba teringat pekarangan mungil di rumah yang kosong, wah murah nih pikir saya, cuma rp 25.000/pot, tapi ah pasti bisa ditawar.
*Saya :*
“Ah mahal banget pak
rp. 25.000, udah
rp.10.000/pot,”
dengan gaya cuek saya menawar sadis.
*Pedagang :*
“Jangan neng, ini bibit bagus. Bapak jual udah murah, Rp.15.000 aja gimana neng bapak udah sore mau pulang.”
Saya ragu sejenak, memang murah sih. Di toko bibit bunga mawar paling tidak rp. 45.000 harga 1 potnya. Tapi bukan saya dong kalau tidak berjuang.
*Saya :*
“Halah udah pak,
rp 10.000 aja 1 pot, kalau gak dikasih ya gak apa-apa,”
Saya berlagak hendak pergi.
*Pedagang :*
“Eh neng…,” dia ragu sejenak dan menghela nafas.
“Ya sudah neng gak apa-apa rp 10.000, tapi neng ambil semuanya ya, bapak mau pulang udah sore.”
*Saya :* (saya bersorak dalam hati. Yeee…menang)
“Oke pak, jadi Rp.50.000 ya untuk 5 pot. Bawain sekalian ya pak ke mobil saya, tuh yang di ujung parkiran.”
Saya pun melenggang pergi menyusul suami yang sudah duluan. Si bapak pedagang mengikuti di belakang. Sesampainya di parkiran, si bapak membantu menaruh pot-pot tadi ke dalam mobil. Saya membayar Rp. 50.000 lalu si bapak tadi segera pergi. Lalu terjadilah percakapan berikut dengan suami :
*Saya :*
“Baguskan Yang, aku dapet 5 pot bibit bunga mawar harga murah.”
*Suami :*
“Oohh. . berapa kamu bayar ?”
*Saya :*
“Rp. 50.000.”
*Suami :*
“Hah…!!! Itu semua 5 pot ?” dia kaget.
*Saya :*
“Iya dong… hebatkan aku nawarnya!. Tadi dia nawarinnya Rp. 25.000,
1 pot.”
Saya tersenyum lebar dan bangga.
*Suami :*
“Gila kamu, sadis amat. Pokoknya aku gak mau tahu. Kamu susul itu si bapak sekarang, kamu bayar dia Rp.125.000 tambah upah bawain ke mobil 25.000 lagi. Nih, kamu kejar, kamu kasih dia Rp.150.000.!”
Suami membentak keras dan marah, saya kaget dan bingung.
*Saya :*
“Tapi… kenapa..?”
*Suami :*
Makin kencang ngomongnya, “Cepetan susul sana, tunggu apa lagi.”
Tidak ingin dibentak lagi, saya langsung turun dari mobil dan berlari mengejar si bapak tua. Saya lihat dia hendak naik angkot di pinggir jalan.
*Saya :*
“Pak. . . tunggu pak”
*Pedagang :*
“Eh, neng kenapa ?”
*Saya :*
“Pak, ini uang Rp.150.000 dari suami saya katanya buat bapak, bapak terima ya, saya gak mau dibentak suami, saya takut.”
*Pedagang :*
“Lho, neng kan tadi udah bayar Rp.50.000, bener kok uangnya."
si bapak keheranan.
*Saya :*
“Udah bapak terima aja. Ini dari suami saya. Katanya harga bunga bapak pantesnya dihargain segini,” sambil saya serahkan uang Rp.150.000 ke tangannya.
*Pedagang :* Tiba-tiba menangis dan berkata :
“Ya Allah neng. . . makasih banyak neng… ini jawaban do'a bapak sedari pagi, seharian dagangan bapak gak ada yang beli, yang nolehpun gak ada. Anak istri bapak lagi sakit di rumah gak ada uang buat berobat.
Pas neng nawar bapak pikir gak apa-apa harga segitu asal ada uang buat beli beras aja buat makan. Ini bapak mau buru-buru pulang kasihan mereka nunggu. Makasih ya neng. . . suami neng orang baik. Neng juga baik jadi istri nurut sama suami, syukur kpd Allah. "Bapak pamit neng mau pulang…,”
dan si bapak pun berlalu.
*Saya :* (speechless dan kembali ke mobil).
Sepanjang perjalanan Saya diam dan menangis, benar kata suami, tidak pantas menghargai jerih payah orang dengan harga semurah mungkin hanya karena kita Pelit. Berapa banyak usaha si bapak sampai bibit itu siap dijual, tidak terpikirkan oleh Saya.
Sejak itu, saya berubah dan tak pernah lagi menawar sadis kepada pedagang kecil manapun. Percaya saja bahwa rejeki sudah diatur oleh Allah.
Ribuan orang menangis membaca cerita ini, pengingat untuk kita yang kadang tidak adil dalam memperlakukan orang lain semena-mena.
Org yg KIKIR ter - gesa2 mengejar harta, tdk       mengetahui bhw ia AKAN MENGALAMI KEKURANGAN.
Ams 28:22 .
Pencuri, org KIKIR,  Pemabuk,  Pemfitnah n Penipu TDK AKAN MENDPT BAGIAN dlm Kerajaan ALLAH.
1 kor 6 : 10 .
Semoga Kisah ini dapat menjadi Inspirasi buat kita semua.
God Bless U 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar