We make a life by what We give

We make a living by what We get…. We make a life by what We give… Let's give good things to people around us..

Senin, 18 Agustus 2008

Kisah di musim dingin ( true story, seperti temuat dalam Xia Wen Pao, 2007 )


Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri
kecil berumur 7 tahun,
Lie Mei.. Kemiskinan memaksanya
untuk membuat sendiri kue-kue dan
menjajakannya di
pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan

membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada
ibunya, seperti anak kecil
lain.

Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue,
Siu Lan melihat keranjang penjaja kuenya sudah rusak
berat. Dia berpesan agar Lie Mei menunggu di rumah
karena dia akan membeli keranjang kue yang baru.

Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan
pintu rumah tidak terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah.
Marahlah Siu Lan.Putrinya benar-benar tidak tahu diri,
sudah hidup susah masih juga pergi bermain dengan
teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti
pesannya.

Siu Lan menyusun kue kedalam keranjang, dan pergi keluar
rumah untuk menjajakannya. Dinginnya salju yang
memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya untuk menjual kue.
Bagaimana lagi ? Mereka harus dapat uang untuk makan.

Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci
Siu Lan dari luar agar Lie Mei tidak bisa pulang.
Putri kecil itu harus diberi pelajaran, pikirnya geram.
Lie Mei sudah berani kurang ajar.

Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei,
gadis kecil itu tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari
memeluk Lie Mei yang membeku dan sudah tidak bernyawa.
Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis
meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak.
Dengan segera, Siu Lan membopong Lie Mei masuk ke rumah.

Siu Lan menggoncang-goncangkan tubuh beku putri kecilnya
sambil meneriakkan nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah
bungkusan kecil dari tangan Lie Mei. Siu Lan mengambil
bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus
kecil biskuit yang dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali
tulisan pada kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang
masih berantakan namun tetap terbaca,"Hi..hi..hi.. mama
pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku membelikan
biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk
membeli biskuit ukuran besar. Hi…hi…hi.. mama selamat
ulang tahun."


**Ingatlah, jangan terlalu cepat menilai seseorang
berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum
tentu benar adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar