We make a life by what We give

We make a living by what We get…. We make a life by what We give… Let's give good things to people around us..

Kamis, 21 Agustus 2008

Impian Seorang Mahasiswi Lansia 87 Tahun

Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan
diri dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang
yang belum kami kenal. Saya berdiri dan melihat
sekeliling ketika sebuah tangan lembut menyentuh
bahu saya. Saya menengok dan mendapati seorang
wanita tua, kecil, dan berkeriput, memandang dengan
wajah yang berseri-seri dengan senyum yang cerah.


Ia menyapa,"Halo anak cakep. Namaku Rose.
Aku berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku?
" Saya tertawa dan dengan antusias menyambutnya,
"Tentu saja boleh!". Dia pun memberi saya !
pelukan yang sangat erat.

"Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih
begitu muda dan tak berdosa seperti ini?" tanya
saya berolok-olok. Dengan bercanda dia menjawab,
"Saya di sini untuk menemukan suami yang kaya,
menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian
pensiun dan bepergian."

"Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin
tahu apa yang telah memotivasinya untuk mengambil
tantangan ini di usianya. "Saya selalu bermimpi
untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya
sedang mengambilnya! " katanya. Setelah jam kuliah
usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa
dan berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera
akrab. Dalam tiga bulan kemudian, setiap hari kami
pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada henti.
Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagi pengalaman
dan kebijaksanaannya. Setelah setahun berlalu,
Rose menjadi bintang kampus dan dengan mudah dia
berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan
segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain.
Dia pandai sekali menghidupkannya suasana.

Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk
berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami.
Saya tidak akan pernah lupa apa yang diajarkannya pada
kami. Dia diperkenalkan dan naik ke podium. Begitu dia
mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya,
tiga dari lima kartu pidatonya terjatuh ke lantai.
Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda pada mikrofon.
Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat gugup.
Saya sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh
saya. Saya tidak bisa menyusun pidato saya kembali,
maka ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tahu."

"Kita tidak pernah berhenti bermain karena kita tua.
Kita menjadi tua karena berhenti bermain.
Hanya ada rahasia untuk tetap awet muda, tetap menemukan
humor setiap hari. Kamu harus mempunyai mimpi.
Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati.
Ada banyak sekali orang yang berjalan di sekitar kita yang
mati namun mereka tak menyadarinya. "

"Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi
dewasa. Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan
berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh,
tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi
dua puluh tahun. Bila saya berusia delapan puluh tujuh
tahun dan tinggal di tempat tidur selama satu tahun,
tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan
puluh delapan tahun. Setiap orang pasti menjadi tua.
Itu tidak membutuhkan suatu keahlian atau bakat.
Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan
dalam perubahan."

"Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami
biasanya bukan menyesali apa yang telah diperbuatnya,
tetapilebih menyesali apa yang tidak kami perbuat.
Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang hidup
dengan penyesalan."

Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose".
Dia menantang setiap orang untuk mempelajari liriknya
dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya
sejak beberapa tahun lalu. Seminggu setelah wisuda,
Rose meninggal dunia dengan damai. Lebih dari dua ribu
mahasiswa menghadiri upacara pemakamannya sebagai
penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari
kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang
terlambat untuk apapun yang bisa kau lakukan.
Ingatlah, menjadi tua adalah kemestian, tetapi menjadi
dewasa adalah pilihan.

* * * * *
Sediakan waktu untuk berpikir, agar selalu mendapat
yang terbaik. Sediakan waktu untuk bermain, itulah
rahasia awet muda. Sediakan waktu untuk membaca,
itulah landasan hikmat & kebijaksanaan. Sediakan waktu
untuk berteman, itulah jalan menuju keharmonisan. Sediakan
waktu untuk bermimpi, itulah yang membawa anda ke bintang.
Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai,
itulah hak istimewa Tuhan. Sediakan waktu untuk melihat
sekeliling anda, hari anda terlalu singkat untuk
mementingkan diri sendiri. Sediakan waktu untuk bekerja,
itulah sumber kebahagiaan. Sediakan waktu untuk tertawa,
itulah musik jiwa. Sediakan waktu untuk Tuhan, sehingga
setelah meninggal menemukan tempat terbaik.

Cheers!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar