Pada pertengahan tahun 1800-an, seorang peternak asal Texas bernama Samuel Augustus Maverick menolak untuk mengecap ternaknya. Maka, ketika para penggembala sapi di sekitar situ menemukan seekor anak sapi yang tidak dicap, mereka menyebutnya seekor “maverick”. Kata itu kemudian dimasukkan dalam kosakata bahasa Inggris yang berarti seseorang yang tidak memihak partai mana pun dan menolak untuk menyamakan diri.
Nama-nama lain yang menggambarkan karakter dan perilaku seseorang: Yudas dan Benedict Arnold, keduanya berarti “pengkhianat”. Einstein berarti seorang genius, sedangkan Salomo berarti seorang yang bijak.
Sebagian nama kita mungkin akan menjadi bagian dari kosakata bahasa, tetapi nama-nama itu akan menunjukkan siapa kita serta bagaimana kita hidup, kini dan selamanya. Salomo berkata, “Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk .... Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui” (Amsal 10:7,9).
Ketika merenungkan seseorang yang kita kenal dan kagumi, kita akan menghubungkan nama orang itu dengan sifat-sifat yang juga ingin kita miliki. Kejujuran, kemurahan hati, dan kasih kerap menempati urutan teratas dalam daftar itu. Kita melihat semua karakter ini dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus, yang mengizinkan kita menyandang nama-Nya sebagai orang kristiani.
Hari ini, Tuhan ingin bekerja di dalam diri kita agar nama kita mengacu kepada-Nya --David McCasland
Bacaan: Amsal 10:1-17
NATS: Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk (Amsal 10:7)
NATS: Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk (Amsal 10:7)
TATKALA ORANG BERPIKIR TENTANG ANDA
APAKAH MEREKA BERPIKIR TENTANG YESUS?
APAKAH MEREKA BERPIKIR TENTANG YESUS?