We make a life by what We give

We make a living by what We get…. We make a life by what We give… Let's give good things to people around us..

Minggu, 06 Februari 2011

Intermezzo... zzz

Lagu anak Indonesia sungguh salah kaprah, ini fakta bukan gosip. Kagak percaya? Mari kita buktikan:

Balonku ada 5, rupa2 warnanya: merah,kuning,kelabu,merah muda dan biru..Meletus balon hijau ( Hijau?! brarti balonnya ada 6 dong?!)

Halo2 Bandung, ibu kota Periangan (bukannya Bandung itu ibu kota Jawa Barat?!:/)

Pok ame ame..belalang kupu2.. siang mkan nasi, klo malam minum susu..(Ini ga‎​ jelas banget lagu untuk anak2 atau orang dewasa yaX_X )

"Nina bobok nina bobok oh nina bobok..klo tidak bobok digigit nyamuk" (Menurut psikolog: jadi sekian tahun anak2 Indonesia diajak tidur dgn lagu yg penuh nada mengancam>:/)

"Bintang kecil dilangit yg biru"
(Bintang kaan adanya malem, lah kalo malem emang warna langitnya biru?! Ngaco daaa..:))

"Ibu kita Kartini..harum namanya" (Namanya Kartini or Harum ?!:s)

"Pada hari minggu kuturut ayah ke kota..naek delman istimewa ku dduk dimuka" (Naaa, kgak sopan kan..masak duduk di muka?!:O)

"Cangkul-cangkul, cangkul yg dlm, menanam jagung dikebun kita" (kalo mo nanam jagung, ngapain dalem-dalem emang mo bikin sumur?!:D)

"Pelangi-pelangi alangkah indahmu..pelukismu agung, siapa gerangan?!" (kan uda tau yang ngelukis si Agung, masih nanya siapa gerangan?!) X_X

Minum Teh Bersama

Suatu ketika Guru Zen, Foyin minum teh bersama Su Dongpo, seorang pejabat tinggi dan juga penyair di sebuah kedai makanan.
Anehnya, seorang pelayan di kedai tersebut melayani keduanya secara berbeda. Guru Zen dilayani layaknya pelanggan pada umumnya, sedangkan Su Dongpo dilayani secara istimewa.

Su Dongpo merasa kurang nyaman diperlakukan istimewa seperti itu. Ia pun berkali-kali mendesak pelayan tersebut agar mau memberikan pelayanan istimewa juga kepada Guru Zen. Namun pelayan itu sama sekali tidak menanggapi desakannya.

Usai minum teh, Guru Zen membayar sesuai harga minuman yang sudah dipatok kedai tersebut. Tetapi sebelum beranjak pergi, Guru Zen dengan sikapnya yang ramah menyempatkan diri memberikan uang tambahan atau sering disebut uang tip kepada pelayan yang melayaninya tadi.

‎​Tak urung sikap Guru Zen mengundang tanya dalam benak Su Dongpo. “Ehm, sikap pelayan tadi kurang baik bukan?” tanya Su Dongpo ragu. “Ya, betul. Boleh dibilang sikapnya terlalu materialistik dan kurang menyenangkan,” kata Guru Zen merinci. “Lalu kenapa Guru memberi tip kepadanya?” sergah Su Dongpo bingung. Guru Zen tersenyum, kemudian berkata singkat dan tegas, “Kalau memang dia seperti itu, lalu mengapa harus dia yang menentukan sikap saya?”

Kesimpulan:
Orang lain bebas memilih sifat yang mereka sukai. Kita pun bebas merespon sikap yang mereka tunjukkan terhadap kita. Entah dengan sikap senada, positif atau negatif, semuanya terserah kita. Tetapi akan lebih baik kita tidak terpancing dengan untuk merespon dengan negatif atau amarah bila mendapatkan perlakuan negatif.

Jangan biarkan orang lain menentukan sifat kita. Ketika kehidupan ini memberimu sebuah lemon, peraslah dan nikmati jus lemon :) .

Selamat beraktivitas dan sukses